Saat dua objek masa depan di atas dibincang, seringkali manusia terperangkap dalam debat yang tak bertepi. Sebagian menganggap itu hanya realitas simbolik, sebagian lainnya 'menebak' sebagai ruang kenikmatan di satu sisi, dan ruang kesengsaraan di sisi lain. Pada peristiwa lainnya, tema Surga dan Neraka kini telah dipermaklumkan sebagai isi cerita para pengkhutbah yang ketinggalan zaman. Bahwa bagi siapa pun yang kini masih senang bicara seputar surga dan neraka, itu dianggap sebagai corak beragama yang sedemikian tertinggal di tengah wacana keagamaan yang kian terpenggal. Dengan sangat konservatif, coretan ini juga sedang larut dalam bincang surga dan neraka. Kendati terus berusaha memandangnya dalam pantulan dimensi kekinian. Bahwa memahami realitas Surga dan Neraka sangat berbanding lurus dengan memahami akan arti kehadiran manusia, berikut dengan tanggung jawab yang diembannya. Sebab terlalu naif, jika gugusan doa dan pengharapan kita panjatkan dengan kedua tan