Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Agar Daya Sentak Perempuan Menggema

Catatan dari Dialog Publik KORPS HMI WATI Cabang Mamuju (2) Perjuangan perempuan demi sebuah tuntutan kesetaraan harus diakui masih belum menukik tajam. Jika tak ingin disebut masih terseok-seok dalam pusaran wacana semata. Dalam konstruksi wacana sosial, kata Pip Jones (2003), perjuangan emansipasi perempuan dimantapkan sebagai bagian tak terpisahkan dari lanskap pemikiran sosiologi. Gerakan ini juga sering dinamai dengan perjuangan 'gelombang kedua'; yang mulai dikonstruksi untuk menjelaskan pengalaman spesifik menuju pencapaian emansipasi perempuan.  Persoalannya, daya sentak dalam wacana itu belum sepenuhnya mengalami pembuktian sahih dan serentak. "Bahkan bukan hal keliru jika kita menganggap agenda ini hanya berputar di pusaran kota saja. Coba kita lihat, mana ada kelompok perempuan di kampung yang tersadarkan akan pentingnya suara politik mereka. Ini sekedar contoh saja," ucap wakil Ketua DPRD Mamuju, Irwan SP. Pababari yang tampil sebagai pembic

Pemberdayaan Perempuan, Perjuangan Setengah Hati ?

Catatan dari Dialog Publik KORPS HMI WATI Cabang Mamuju (1) Pagi jelang siang, waktu itu, pilihan dominan warga urban acapkali dihabiskan untuk bersantai ria, bercengkerama dengan keluarga terdekat. Pun tak jarang diramaikan dengan berbagai event berjenis entertainment.  Tapi kali ini tidaklah demikian. Suasana Minggu (03/05) kemarin benar-benar menjadi arena pergumulan ide dan gagasan dari sejumlah kumpulan mahasiswa maupun mahasiswi. Mereka yang tergabung dalam organisasi KOKATI HMI Cabang Manakarra berinisiatif menggelar Dialog Publik bertajuk 'Pemberdayaan Perempuan; Setengah Hati???' di Warkop M'Coffee Jl. Cik Ditiro Mamuju. Diskusi ini rupanya hendak melumasi kembali energi perjuangan kaum perempuan yang hingga kini masih terus saja berada pada posisi sosial 'dinomorduakan'. Kata Udin Mandegar, mengawali dialog itu, Pemberdayaan Pemrempuan bukan lagi menjadi barang langka dalam percaturan pembangunan bangsa saat ini.  "Sekarang ini, isu