Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Kekuatan Bahasa di Tengah Gagap Bahasa

Kosa kata tidak selamanya berdiri tunggal dalam realitas. Ia diapit oleh area konteks karena memiliki cita rasa yang beraneka rupa. Istilah retorika misalnya, awalnya muncul memberi bobot dalam ruang komunikasi. Namun akhir-akhir ini, pilihan untuk menggunakan istilah retorika menimbulkan kekuatiran mendalam. Sebab telah terlampau dalam tertuduh sebagai modus kebohongan yang dibungkus ketulusan.  Salah satu elemen penting dalam sejarah peradaban manusia adalah bahasa. Sebab, manusia lahir dan tumbuh telah dikepung oleh bahasa. Ibarat menghirup udara, setiap saat kita menghirupnya tanpa bertanya dari mana asal-usul udara itu. Secara harfiah, bahasa adalah percakapan. Bahasa muncul ketika bunyi dan gagasan tampil secara bersamaan dalam suatu perbincangan atau pun wacana. Demikian ulasan Muhammad Sabri Ar dalam bukunya, Mengurai Kesenyapan Bahasa Mistik; Dari Filsafat Analitik ke Epistemologi Hudhuri (2017; 76).   Bahasa, kini, tidak lagi disorot sebagai objek kajian gramatikal s

Keragaman Budaya Indonesia dan Inklusi Sosial

Bagi Bangsa Indonesia, bulan Agustus memiliki sakralitas yang sangat tinggi. Bulan Agustus adalah momentum merayakan kemerdekaan bangsa Indonesia, setelah lepas dari cengkeraman penjajah. Tanpa harus memilah dan memilih segmen sosial, perhelatan Agustusan mewujud dalam aneka rupa hajatan riang gembira ala rakyat. Di sejumlah kompleks perumahan tampak aneka ragam perlombaan. Mulai dari lomba lari karung, tarik tambang, makan kerupuk dan lain sebagainya.  Tak kalah serunya, di berbagai pelosok kampung juga digelar hal serupa. Bahkan lebih seru. Sebab suasana kampung yang selama ini tampak sepi, seketika begitu meriah. Rupanya ada lomba panjat pinang, tarik tambang, hingga karaoke kelas Electone. Begitulah ekspresi anak bangsa setiap kali bulan Agustus itu tiba.  Tapi untuk tahun ini, di Sulawesi Barat, kemeriahan itu sontak terhenti, setelah munculnya protes massa di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Barat. Ini dipicu oleh lahirnya hasil lokakarya muatan lokal