Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Masih 'Adakah' Tuhan di 2017?

Fase kehidupan telah banyak dilumuri aneka modernitas. Manusia yang hadir di dalamnya dipaksa takluk atas dalih melepas diri dari ketertinggalan zaman. Siapa yang tak berpacu dengan sajian kemajuan zaman, ia akan diterkam lalu disekap dalam buntalan generasi tak berguna. Jadilah seluruh rutinitas digerakkan pada ketundukan serba mencekik. Kebutuhan diabaikan, keinginan diagungkan. Kepalsuan dikejar, ketulusan dipinggirkan. Kemerdekaan dimatikan, kerakusan dilanggengkan. Inilah bentuk kekuatiran jamak bagi manusia yang masih menyisakan satu pertanyaan sebagai tali tasbih agar tak terseret dalam arus dan badai modernisasi. Tali pengikat dalam bentuk kalimat tanya itu; Masih Adakah Tuhan hari ini dan esok? Pertanyaan menukik ini jelas tak sedang menggusur zat Tuhan sebagai Maha di atas segala-galanya. Namun sedang menggugat gerak zaman yang terus bergulir, menjauhkan manusia dari fitrahnya sebagai makhluk yang berketuhanan.  Tengoklah rutinitas serta daya kejar manusia dewasa

Teror Akhir Tahun

Energi bangsa ini terus saja terkuras jika momentum akhir tahun itu tiba. Aksi teror terjadi di berbagai wilayah. Mulai dari kasus perusakan rumah ibadah, hingga tindakan sadis bom bunuh diri.  Ajaibnya, tensi aksi teror terasa kian meningkat dari tahun ke tahun. Tak terkecuali tahun ini yang menimbulkan kepanikan luar biasa di tengah warga. Lebih mencengangkan lagi, sebab peristiwa tersebut terjadi di beberapa tempat pada hari yang sama.  Peristiwa ini jelas bukan lagi dalam batas-batas yang wajar dimaklumi seadanya. Apalagi jika hanya ditangkap dalam frame berpikir jamak sebagai percikan yang tak berpotensi menjadi kobaran api kelak.  Dalam beberapa diskusi terkait gerakan teror ini, doktrin 'merasa suci' masih tetap menjadi tema besar yang melingkupi cara berpikir para pelaku tersebut. Ini dipicu oleh waham yang terlampau besar terhadap realitas di luar diri mereka sebagai makhluk perusak alam semesta. Sebaliknya, di tangan merekalah otoritas kebenaran itu berad

Saat Maulid Nabi saw, Anda Bawa Apa?

Sulit untuk tak mengucap takjub kepada jutaan penduduk bumi yang menggelar tradisi penghormatan beralas cinta kepada Nabi Muhammad saw. Ini telah menjadi tradisi tahunan di seluruh belahan bumi. Mereka menggelar dengan ragam ekspresi cinta. Di antaranya larut dalam bara api kerinduan yang menyisakan tangis penuh harap. Agar kelak, saat hari kebangkitan itu tiba, sosok Muhammad pilihan Tuhan hadir menjadi saksi atas nama kesetiaan kepadanya. Jadilah syafaat sebagai sebab utama mengapa Tuhan menepikan murkanya kepada umat manusia. Tapi tak dinyana, tradisi penghormatan kepada Nabi Muhammad saw kerap kali berakhir dalam ritual-ritual tanpa makna. Kegembiraan yang diluapkan teramat jauh dari getaran cinta. Yang tersisa hanyalah cerita dan lelucon di antara pengkhotbah dan jamaah. Lalu apa sesungguhnya yang anda bawa saat menghadiri majelis maulid. Apa pula yang anda bawa pulang setelah ritual itu usai?  Dalam perspektif spiritualisme, bahwa di seluruh majelis kerinduan atas nama m