K ehadiran bulan suci Ramadhan tidak saja menjadi “gerbang besar” bagi terbukanya kesadaran spiritual Umat Islam untuk kembali kepada kesejatian identitasnya sebagai makhluk fitrawi, namun juga di dalamnya memunculkan beragam aktivitas yang tak lazim ditemukan di luar bulan mulia ini. Salah satunya, adalah dengan fenomena tingginya intensitas umat Islam dalam menerima sajian rohani, yakni ceramah Islamiyah. Hal ini, membuat serta merta para Muballigh untuk segera menyesuaikan diri dengan kebutuhan umat yang cukup padat tersebut. Jika sebelum bulan suci Ramadhan, para Muballigh hanya mengisi jadwal rutin berupa Khutbah Jumat, dan sesekali mengisi ceramah Takziyah serta beberapa peringatan hari-hari besar Islam, maka di bulan suci ini, para Muballigh dituntut agar lebih intens lagi dengan mengisi ceramah pada setiap malam selama sebulan penuh. Bukan hanya itu, Muballigh juga masih memiliki kewajiban lain, di antaranya: Berceramah di subuh hari, Jelang buka puasa bersama, dan acara Tarawi